"Menyikapi viralnya kedatangan pak Gubernur ke rumah saya beberapa hari lalu, kemudian menjadi viral di media sosial, saya merasa perlu mengembalikan apa yang sudah diberikan pak Gubernur kepada saya," tegasnya.
Pria yang sedari muda mengabdi sebagai kader PDI Perjuangan itu juga tak rela, menjadi korban pencitraan yang diduga dilakukan Ganjar.
"Saya sebenarnya tidak tahu, kalau seperti kata orang Jawa bilang, 'ujug-ujug' Pak Ganjar datang. Padahal tidak ada pemberitahuan kepada DPC, PAC atau struktural partai lainnya," ungkap Fajar.
Kepada awak media, Fajar menyatakan, akan segera berkomunikasi dengan Ganjar dan mengembalikan bantuan yang ia dapatkan. Dirinya pun berharap kejadian serupa tak terulang lagi di masa depan.
"Kami di partai selalu menyelesaikan masalah kemiskinan secara gotong royong dan tak perlu diekspos. Saya merasa tidak enak dengan teman-teman karena seolah-olah mereka tak memperhatikan saya. Padahal kami senantiasa membantu satu sama lain, dan itu tidak diberitakan kemana-mana," tandasnya.
Selain itu fajar juga merasa tidak enak dengan lingkungan di sekitar rumahnya, "Kenapa pak Ganjar kedatanganya mendadak, sontak, dan bertepatan HUT partai PDI Perjuangan hanya memberikan bantuan 1 titik, bukan program keseluruhan karena masih banyak warga yang senasib seperti saya. Padahal disini ada 14 rumah yang berdiri diatas tanah bengkok," pungkasnya. (eddy suryana/ito)
Load more