Ngawi, tvOnenews.com - Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, melakukan panen raya padi di Desa Kartoharjo Kecamatan/ Kabupaten Ngawi, Sabtu (11/3) guna melanjutkan rangkaian Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektar (ha) secara serentak.
"Kemaren di Kebumen dan sekarang panen raya di Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur. Saya melihat memang ada perbedaan terutama di produktivitas per hektar. Disini (Ngawi, red) sudah ada yang mencapai 10 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare dan yang kemaren disana (Kebumen, red) 5 sampai 6 ton per hektar," demikian dikatakan Presiden Jokowi pada panen raya padi di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Sabtu (11/3).
Jokowi menjelaskan perbedaan produktivitas tersebut karena setiap daerah memiliki kesuburan yang berbeda - beda dan memiliki manajemen yang beda - beda mengenai pengairan dan lain - lain sehingga ini baik untuk petani. Tetapi yang paling penting memang harga gabah harus segera ditentukan jangan sampai harganya jatuh karna ini panen raya berlangsung dimana - mana seluruh wilayah Indonesia.
"Pembelian gabah nantinya oleh Bulog dan nanti jelas harga GKP (gabah kering panen,- red) nya berapa," terangnya.
"Dan diharapkan kepada petani agar melakukan percepatan tanam. Usai panen harus segera olah lahan untuk tanam lagi. Jangan biarkan jeda terlalu lama karena ini hujannya masih ada, airnya masih ada agar ketersediaan beras kita semakin aman," pinta Jokowi.
Sementara itu, Mentan SYL mengatakan panen raya padi nusantara yang kedua oleh Presiden Jokowi ini menyimbolkan panen bersama 1 juta hektar, walaupun data secara keseluruhan menunjukan pada bulan Februari ini seluas 1,20 juta ha dengan perkiraan produksi 6,39 juta ton GKG, setara beras 3,68 juta ton. Selanjutnya Maret seluas 1,70 juta ha dengan produksi 9,14 jt ton GKG setara beras 5,26 juta ton dan April 1,15 juta ha dengan produksi 6,09 juta ton GKG setara beras 3,51 juta ton.
Load more