Pertamina Subsidi Biaya Perbaikan Motor Rusak Akibat Pertalite Melalui Bengkel Rujukan
- tvone - syamsul huda
Surabaya, tvOnenews.com – Pasca kejadian viral yang diduga akibat penggunaan BBM jenis Pertalite milik Pertamina yang membuat banyak motor konsumen bermasalah, kini perusahaan milik plat merah itu memberikan kompensasi untuk memperbaiki motor yang rusak.
Sejak Jumat lalu, Pertamina telah menunjuk bengkel rujukan untuk konsumen yang mengalami gangguan pada motornya. Salah satu bengkelnya berada di jalan raya Kebonsari Surabaya. Hingga saat ini bengkel tersebut dalam sehari menerima 50 kendaraan bermasalah dengan membawa formulir pengaduan dari pihak SPBU.
Heri widodo, salah satu pelanggan BBM pertalite mengaku, usai melakukan pengisian BBM tenaga motornya tidak normal alias "mbrebet". Usai melakukan pengaduan di SPBU Kebonsari Surabaya tempat terakhir dirinya mengisi bensin, kendaraan Heri langsung dibawa ke Bengkel rujukan pertamina.
"Bener, Mas, setelah ngisi pertalite motor saya bermasalah. Alhamdulillah biaya servise dapat subsidi dari pertamina. Dari total biaya 167 ribu, saya hanya bayar 17 ribu karena yang 150 ribu ditanggung oleh Pertamina." Ungkap Heri Widodo.
Meski biaya perbaikan motor dapat subsidi sebagai bentuk tanggung jawab, Heri berharap Pertamina-memperbaiki kualitas BBM nya, khususnya Pertalite yang saat ini masih sangat dibutuhkan masyarakat kecil.
Sementara itu, pemilik bengkel juga membenarkan terkait subsidi sebesar Rp 150 ribu. "Sejak hari Jumat lalu bengkel kami sedikitnya menerima 50 motor setiap harinya untuk dilakukan perbaikan. Untuk biaya servis, Pertamina memberikan kompensasi sebesar 150 ribu untuk setiap motornya." kata Suwandi, pemilik bengkel.
Suwandi menambahkan, rata-rata permasalahan kerusakan sama, yakni pada busi dan filter bensin yang kotor akibat kerak pada tangki bensin. Selain melalukan penggantian busi dan filter bensin, bengkel juga melakukan pengurasan tangki bensin dan menggantinya dengan BBM Jenis Pertamax agar mesin kembali normal.
"Mayoritas kendaraan bermasalah ini adalah kendaraan tahun 2020 keatas dan motor dengan sistem pembakaran injeksi. Kemungkinan masalahnya terjadi akibat ketidak sesuaian spesifikasi kendaraan dengan konsumsi bahan bakarnya. Artinya kendaraan seharusnya menggunakan BBM Ron 92 tapi dipaksa menggunakan Ron 90. Akibatnya, berdampak pada proses pembakaran ruang mesin," jelas Suwandi. (sha/ias)
Load more