Medan, Sumatera Utara - Seorang guru di Nias Barat, Idam Waruwu mengungkapkan bahwa mayoritas anak di sekolahnya menemui kesulitan menyerap pelajaran. Hal itu juga terjadi di sekolah lain di Kepulauan Nias. Hal ini terungkap ketika Tim Yayasan Cahaya Peduli Semesta Indonesia (YCPSI) melanjutkan intervensi penanganan stunting di Kepulauan Nias yakni di Nias Barat, Nias Selatan, dan Kabupaten Nias yang melibatkan dua edukator, Fotarisman Zaluchu, PhD., dan dr. Putri C Eyanoer, PhD.
Pada sesi pemaparan, Fotarisman mengundang salah seorang guru di wilayah tersebut, Idam Waruwu, untuk menjelaskan kondisi yang dihadapinya di sekolah-sekolah. “Anak-anak sulit menerima pelajaran, meskipun sudah disampaikan berkali-kali,” kata Idam di sesi itu.
Fotarisman mengatakan bahwa hal tersebut kemungkinan besar berkaitan dengan malnutrisi atau stunting yang masih tinggi di daerah ini. Kegiatan ini merupakan program berkelanjutan dengan tujuan mengedukasi ibu hamil, ibu balita, berikut para suami agar memahami dengan benar bagaimana cara merawat anak sejak dalam kandungan.
Pertemuan di Kabupaten Nias Barat dilaksanakan di Gereja Jemaat Tuwuna, Resort 23 BNKP, Kecamatan Mandrehe yang diikuti oleh 100 peserta. Pada kesempatan itu, Fotarisman yang merupakan putra daerah setempat dan fasih b,erbahasa Nias, menerangkan tanda-tanda stunting dan dampaknya pada sekolah anak.
“Yah, ini mengakhawtirkan ya, kalau tidak segera ditangani. Saya bersyukur para peserta antusias mendengarkan materi edukasi. Adapun materi kali ini adalah pendalaman tentang stunting,” ujar Fotarisman, Rabu (3/8/2022).