Tanda-Tanda Belanja Bangkit Lagi! BI Ungkap Sinyal Kuat Pemulihan Konsumsi Mei 2025
- dok. Bank Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Ada angin segar dari kantong rakyat. Setelah sempat terseok di bulan Ramadan, penjualan eceran nasional diprediksi mulai menggeliat pada Mei 2025. Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Penjualan Riil (IPR) diprakirakan mencapai 234,0 atau tumbuh 2,6 persen secara tahunan (yoy). Ini sinyal kuat bahwa konsumsi masyarakat kembali berdenyut.
Bandingkan dengan April 2025, saat IPR justru mencatat kontraksi 0,3 persen yoy. Artinya, pemulihan konsumsi sedang berjalan—pelan tapi pasti. BI menyebut bahwa kenaikan ini disokong oleh tiga pilar utama belanja: barang budaya dan rekreasi, makanan-minuman-tembakau, serta sandang.
"Momentum libur Waisak dan Kenaikan Yesus Kristus ikut mendongkrak permintaan pada Mei," ungkap Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam keterangannya, Jumat (13/6).
Namun secara bulanan, penjualan masih terkontraksi tipis 0,6 persen (mtm). Meski begitu, angka ini jauh lebih ringan dibanding kontraksi 5,1 persen di April 2025. Beberapa sektor bahkan mencatat pertumbuhan, seperti perlengkapan rumah tangga yang melonjak 5,5 persen dan barang budaya serta rekreasi yang naik tipis 0,2 persen mtm.
April memang menjadi bulan ‘rem’ bagi konsumsi, dengan tekanan normalisasi pasca-Ramadan dan Idul Fitri. Walau begitu, sektor suku cadang kendaraan, bahan bakar, dan rekreasi tetap menjaga stabilitas IPR di angka 235,5—nyaris tak bergeser dari April 2024.
Dari sisi harga, sinyal positif juga terpancar. Tekanan inflasi pada Juli dan Oktober 2025 diperkirakan menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk dua periode itu masing-masing berada di 141,9 dan 144,5, turun dari 146,4 dan 153,1 pada survei sebelumnya.
Dengan kata lain, selain konsumsi mulai pulih, kekhawatiran soal lonjakan harga juga kian mereda. Apakah ini awal dari kebangkitan daya beli nasional? BI tampaknya ingin publik melihat ke arah sana. (nsp)
Load more