Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore ditutup melemah seiring kuatnya data tenaga kerja Amerika Serikat.
"Dolar AS mampu mempertahankan penguatan di tengah kenaikan 390 ribu dalam nonfarm payrolls (NFP) yang menandai pasar tenaga kerja kuat lainnya di AS pada bulan Mei," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin (6/6/2022).
Data ketenagakerjaan nonpertanian atau NFP AS yang kuat pada Jumat (3/6/2022) lalu dan pidato The Fed yang baru-baru ini hawkish, mendorong peluang kenaikan suku bunga 50 bps ketiga pada September menjadi 75 persen dari 35 persen muncul minggu lalu.
Namun, sentimen yang optimistis tampaknya mengambil petunjuk dari sejumlah berita utama terkait Tiongkok.
Kesiapan Beijing untuk melonggarkan kontrol aktivitas yang disebabkan virus bergabung dengan persiapan AS untuk mengumumkan keringanan tarif untuk Tiongkok adalah katalis-katalis utama.
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan Presiden Joe Biden telah meminta timnya untuk melihat opsi pencabutan beberapa tarif pada Tiongkok yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump, untuk memerangi inflasi tinggi saat ini.
Load more