Nyeri Lutut dan Sendi Tak Lagi Kumat, dr Zaidul Akbar Bilang Tak Lagi Minum Obat, Cukup Lakukan Ini…

tvOnenews.com - Penyakit nyeri sendi maupun lutut dapat dirasakan siapa saja. Selain cedera,nyeri lutut dapat dirasakan karena Osteoarthritis, Asam Urat, Rheumatoid Arthritis, dan beberapa penyakit lainnya.

Selain itu, nyeri lutut dan sendi juga dapat disebabkan karena berat badan yang berlebih atau obesitas.

Namun pada umumnya, memasuki usia senja yang mulai merasakan nyeri sendi dan lutut. Salah satu cara mengatasinya dengan meminum obat.

Seorang dokter juga praktisi pengobatan sunah, dr Zaidul Akbar memberikan cara untuk mencegah nyeri lutut dan sendi tanpa minum obat.

Dalam salah satu ceramahnya dr Zaidul Akbar menyampaikan nyeri sendi dan lutut dapat sembuh cukup dengan melakukan hal ini.

Menurut dr Zaidul Akbar, bila Anda bertemu seseorang dengan keluhan lutut sakit, sendi sakit, maka dapat dianjurkan untuk langsung minum obat.

Untuk mengatasi nyeri lutut, nyeri sendi tanpa minum obat dengan cara mengadopsi diagram untuk menurunkan berat badan.

Tanpa Minum Obat, Nyeri lutut dan Sendi Sering Sakit Seketika Sembuh

Ilustrasi Nyeri lutut dan Sendi. (Sumber: Pixabay)

"Kalau berat badan sudah turun, maka yang pertama stress oksidasi pada sel menurun," ungkap dr Zaidul Akbar, dilansir dari YouTube Jinggatv, Jumat (08/09/23).

Saat stress oksidasi sel menurun, maka otomatis yang terjadi sel tersebut akan kembali riang karena tidak banyak beban. 

Kedua, body fat seseorang akan turun, yang ketiga sel tersebut akan lebih dominan menjalankan proses apoptosis adalah kematian sel secara terprogram.

Keempat, insulin dan growth hormon akan di restart oleh tubuh, dan kelima insulin sensitivitas akan meningkat sehingga metabolisme gula akan naik.

Keenam, anabolik akan meningkat dan tubuh akan mengurangi hormon-hormon yang meradang.

Kemudian selanjutnya adalah proses autofagi yakni proses detoks ketika tubuh membersihkan sel yang rusak, dan meregenerasi dengan sel yang baru dan lebih sehat.

"Kemudian jangan bebani badan dengan makanan minuman yang tinggi gula," ucap dr Zaidul Akbar.

Hal tersebut karena itu merupakan kebalikan dari proses-proses tersebut jika gula itu masuk dalam tubuh. 

Makanan-makanan yang tinggi gula, lemak, dan minyak dapat menghambat tubuh melaksanakan fungsinya dengan baik.

dr Zaidul Akbar juga menyampaikan bahwa bahasa breakfast itu merupakan fast yang di break, jadi maknanya setiap hari itu bisa dilakukan puasa. Kapan waktu puasanya yakni pada saat tidur.

Menurut dr Zaidul Akbar, agar lebih lama mendapatkan proses tersebut, seperti memperbaiki hormon, meningkatkan autofagi, apoptosis ditingkatkan, sebaiknya menambah waktu puasa menjadi lebih lama.

Makanya Nabi SAW menyarankan untuk tidur setelah isya, sehingga waktu tidurnya menjadi lama. 

Saat waktu tidurnya lama, maka waktu tubuh berpuasa pun semakin lama.

Jika minimal tidur 12 jam, maka tubuh sudah mulai membakar lemak, akan tetapi jangan kacaukan lagi dengan makan pagi dengan porsi yang besar bahkan berlebihan. (udn/kmr)