Cirebon, Jawa Barat - Selama bulan Ramadhan, masjid-masjid menjadi destinasi warga untuk wisata religi. Setidaknya, ada 5 masjid di Kota Cirebon yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun dari luar kota. ke 5 masjid ini memiliki daya tarik pada bangunan dan sejarahnya.
Antara lain Masjid Merah Panjunan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Masjid Agung Attaqwa, Masjid Jagabayan, dan Masjid Kramat Kalijaga
Masjid Merah Panjunan
Masjid ini berlokasi di Jalan Panjunan, No 43 Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat. Sesuai dengan namanya masjid ini berwarna merah, sebab dibangun menggunakan batu bata merah.
Konon masjid ini adalah masjid tertua di Indonesia, didirikan oleh Syarif Abdurrahman atau biasa disebut dengan Pangeran Panjunan pada tahun 1480 atau sekitar abad ke 15.
Jika dilihat dari luar, masjid ini memiliki gaya arsitektur perpaduan antara Tionghoa dan Islam. Meski tampak sederhana, masjid ini memiliki keunikan. Pintu masjid dibuat lebih kecil dari bangunan, hal ini untuk mencirikan sikap rendah hati ketika bertemu sang pencipta.
Keramik yang ditempel pada dinding merupakan peninggalan istri Sunan Gunung Jati. Jika dilihat dari motif dan perpaduan warnanya, ada keramik gaya China dan keramik gaya Belanda, yang diperkirakaan usianya sejak abad ke 17 atau datang dari Dinasti Qing melalui jalur perdagangan.
Pada atap masjid terlihat seperti klenten. Ketika masuk ke dalam terdapat banyak tiang penyangga yang jika dihitung jumlahnya ada 17 buah.
Di sekitar Masjid Panjunan, dikenal dengan kawasan kampung arab. Karena sempat menjadi tempat berniaga dan menetap seorang keturunan Arab yang diperintah sultan dari Baghda. Dia bermigrasi ke Pulau Jawa dan kemudian menjadi murid Sunan Gunung Jati.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Masjid Agung Sang Cipta berada di kawasan Keraton Kesepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Sama seperti Masjid Merah Panjunan, masjid ini dibangun pada tahun 1480.
Jika dilihat dari luar, arsitektur masjid perpaduan antara Islam dan Hindu, atapnya berbentuk limas, dan ada ornamen bunga teratai di tempat imam sholat. Dekorasi ini seperti akulturasi dari budaya hindu.
Tiang penyangga di dalam masjid ditautkan satu dengan yang lain, tidak menggunakan paku melainkan hanya dengan pasak. Terdapat dua bangunan di dalamnya, yaitu ruangan utama dan serambi.
Untuk masuk ke ruang utama yang berada di tengah dan dikelilingi ruang serambi, pengunjung perlu menundukkan kepala. Pintu yang terbuat lebih kecil dari bangunan sengaja dibuat sebagai pengingat agar tetap rendah hati.
Hampir semua pengunjung yang datang, hapal dengan azan pitu yang masih asri dikumandangkan saat salat jumat.
Masjid Agung At-Taqwa
Masjid Agung At-taqwa dulunya merupakan sebuah tajug atau mushola yang berada dekat dengan alun-alun Cirebon. Masjid ini mendapat pembaharuan yang cukup modern.
Sebutan Tajug Agung melekat sebelum Presiden RI Pertama Soekarno menggantinya dan dikenal menjadi Masjid Agung At-Taqwa di tahun 1961.
Masjid yang bernama At-Taqwa ini, berdiri tahun 1918 dan didirikan oleh R. Adipati Salmon Salam Suryadiningrat.
Masjid Agung At-Taqwa menjadi masjid yang terlihat megah dengan ornamen Islam dan payung yang mirip dengan payung di Masjid Nabawi. Fasilitas yang terbilang anyar jika dilihat dengan masjid yang lain.
Saat Ramadhan, sejumlah PKL dadakan sering terlihat divpinggiran trotoar. setiap malam lailatul qadr, saf di masjid ini dipadati masyarakat. Bahkan masjid ini juga menjadi salah satu destinasi wisata religi oleh sebagian peziarah.
Masjid Kramat Kalijaga
Tempat ini dikenal dengan Situs Taman Kera Kalijaga, berada di Jalan Pramuka, Rt 08/03 Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Dari informasi yang didapat, petilasan ini ditemukan sekitar abad ke 7.
Situs yang didirikan oleh Sunan Kalijaga tersebut di dalamya terdapat masjid, dua buah sumur tua, tempat pesarean, serta tempat Sunan Kalijaga bertapa, dan beberapa makam yang dikramatkan.
Ketika berkunjung, meski berada di wilayah perkotaan, pengunjung dapat dengan mudah menemukan kera ekor panjang. Menariknya lagi, kera tersebut konon jelmaan dari 99 santri penjaga situs.
Masjid di kawasan tersebut biasanya ramai pengunjung saat Ramadhan, selain sering dikunjungi untuk berziarah, tidak sedikit pengunjung yang menetap silih berganti selama Ramadhan.
Masjid Jagabayan
Lokasinya yang berada di gang sempit, di pinggir jalanan Kota Cirebon, tidak menyurutkan pengunjung yang hendak berdiam diri di Masjid Jagabayan saat bulan Ramadhan. Masjid Jagabayan merupakan salah satu masjid tua di Cirebon yang dibangun sekitar tahun 1437.
Bahkan, saat Jumat Kliwon Masjid Jagabayan pasti dipadati pengunjung untuk berdzikir dan bertawasul. Hal tersebut menjadi tradisi yang masih dilakukan, pengunjungnyapun bukan hanya dari masyarakat sekitar juga ada dari luar Kota Cirebon.
Sama seperti masjid pada umumnya, kegiatan yang diadakan di Masjid Jagabayan di antaranya seperti sholat tarawih, tadarus, doa bersama, dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
Ketika masuk ke masjid ini, bangunanya terlihat sangat sederhana dan kurang pembaharuan. Namun masjid ini memiliki sejarah yang tidak kalah penting untuk diingat, yaitu awal mulanya adalah sebuah pos penjagaan Keraton Cirebon. (erfan septyawan/act)
Load more