Jakarta, tvOnenews.com – Bagi seorang muslim menikahi seorang mualaf namun tidak mau sholat menghasilkan kebimbangan tersendiri. Seorang jemaah pun hingga bertanya langsung pada Buya Yahya mengenai hukum suami yang seperti itu.
Dalam kanal YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya membagikan pendapatnya mengenai hukum suami yang mualaf namun tidak mau salat. Tayangan yang diunggah pada 23 Januari 2022 tersebut diberi judul ‘Suami Saya Mualaf Tapi Tidak Mau Sholat’.
Diketahui jemaah tersebut cerita bahwa sang suami merupakan seorang mualaf, namun belakangan tidak mau melaksanakan salat. Padahal di awal-awal pernikahan mereka, suami dari jemaah ini masih rutin melakukan ibadah salat.
Jemaah tersebut khawatir jika hubungannya dengan sang suami sudah tidak sah secara agama. Buya Yahya lantas menjawab bahwa hubungan suami istri keduanya masih dinyatakan sah secara agama.
“Karena selagi dia masih mengatakan salat itu wajib tidak keluar dari iman menurut madzab kita, Imam Syafii, madzab Hanafi, madzab Maliki,” ungkap Buya Yahya.
Namun menurut madzab Imam Hambali seseorang yang tidak salat dinyatakan kafir. Karena itu, jika masih menggunakan 3 madzab yang menyetujui bahwa salat itu wajib maka hubungan suami istri ini masih dinyatakan sah.
Buya Yahya juga menjelaskan bahwa orang yang beriman namun tidak salat itu umumnya salah berguru. Mereka cenderung tidak mengerti bahwa salat adalah salah satu ibadah yang mudah dilakukan.
“Sholat itu mudah, nggak bisa wudhu bisa tayamum, kok. Nggak bisa dapet air bisa tayamum, nggak bisa berdiri boleh duduk. Nggak bisa duduk boleh baring, nggak bisa baring boleh terlentang atau dengan mengisyaratkan dengan pelupuk matanya, isyarat dengan hatinya jadi mudah,” jelas Buya Yahya.
Untuk permasalahan istri yang memiliki suami seorang mualaf namun tidak salat tersebut Buya Yahya menyarankan agar dikenalkan dengan orang yang mengerti fikih.
Pasalnya, menurut Buya Yahya jika seseorang merasa salat itu susah maka yang salah adalah gurunya. Ia lantas mengimbau para guru agar memiliki wawasan yang luas dalam hal Islam, khususnya bagi mereka yang berstatus mualaf.
“Jangan diberi berat-berat nggak boleh ini nggak boleh itu, tersiksa dia akhirnya keluar dari Islam. Bahkan urusan khitan sekalipun jangan dipaksain untuk khitan. (Misalnya) wong sudah 55 tahun (baru) masuk Islam tau-tau disuruh khitan dia punya gula darah, pusing dia,” ungkap Buya Yahya.
“Jadi perlu wawasan, deh. Makanya khususnya kalau Anda menemukan orang yang punya masalah sakit atau was-was atau apa ini Anda harus punya wawasan atau orang mualaf,” tambah Buya Yahya.
Hal ini karena menurut Buya Yahya seorang guru tidak seharusnya membuat ‘murid’ merasa beragama itu adalah hal yang berat dan menyiksa.
“Beragama adalah indah, itu saja,” pungkas Buya Yahya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari tvOnenews.com di Google News.
Load more