Heboh Klaster Sekolah Covid-19, Nadiem: Itu Data Mentah, Banyak yang Error

Selasa, 28 September 2021 - 18:13 WIB

Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengklarifikasi munculnya cluster sekolah usai pembelajaran tatap muka (PTM) digelar. Menurut Nadiem data 15 ribu murid dan 7 ribu guru yang dinyatakan positif Covid-19 itu merupakan data mentah dan mengandung banyak error.
Nadiem Makarim menjelaskan bahwa angka yang beredar itu merupakan data kumulatif dan bukan dalam satu bulan. Nadiem menyebutkan salah satu contoh kesalahan dalam data tersebut dimana jumlah kasus positif melampaui jumlah murid di sekolah tersebut.
"Patut diluruskan sekali lagi adalah bahwa angka 2,8 persen satuan pendidikan walaupun itu pun sudah kecil tapi itupun adalah data kumulatif, bukan data per satu bulan. Jadi itu semua dari seluruh masa Covid-19 ini bukan dari bulan terakhir dimana PTM terjadi," ujar Nadiem menerangkan.
Ia menambahkan, dari angka 2,8 persen dari yang dilaporkan oleh sekolahnya, itupun belum tentu sekolah tersebut tengah melaksanakan PTM. 
"Jadi sekali lagi kita harus berfokus kepada data yang ada dan terutama data dari Kemenkes yang telah mendapatkan berbagai macam test result dan melakukan sampling. Dan ke depannya kami akan ada dua kolaborasi dengan Kemenkes yang pertama untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah mendukung fasilitas random testing/sampling yang dilakukan dan kita akan secara spesifik akan menutup sekolah dimana kalau sudah melampaui 5 persen positivity rate," tegasnya.
Skema kerjasama tersebut dinilai secara klinis dan juga secara statistik jauh lebih valid karena sasaran penelitian yang jelas. Selain itu, kerjasama kedua dengan Kemenkes adalah integrasi dan implementasi program PeduliLindungi di lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan Covid.
Ia menyatakan dirinya khawatir karena baru sekitar 40 persen sekolah saja yang mampu melaksanakan PTM sementara masih ada 60% sekolah yang sebenarnya melakukan PTM namun masih belum melakukan.
Nadiem juga menekankan betapa menyeramkannya data riset dari berbagai lembaga dunia jika terjadi learning loss (kegagalan belajar) lebih lama lagi akibat pandemi Covid-19.
"Apalagi di tingkat PAUD dan SD dimana mereka paling membutuhkan PTM. Bahwa kalau sekolah-sekolah tidak dibuka, dampaknya bisa permanen," ungkapnya. (afr)
Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
12:33
08:03
01:19
03:36
08:48
03:56
Viral