Ilustrasi Al-Qur'an.
Sumber :
  • unsplash

Tafsir Kata Rabb dalam Surah Al-Fatihah: Asal-usul Kehidupan

Kamis, 23 Maret 2023 - 03:25 WIB

Bahan dan Proses Penciptaan Alam Semesta

Setelah membahas tentang desain rancangan dan konsep penciptaan Allah terhadap alam semesta, pembahasan selanjutnya adalah bagaimana Allah memproses penciptaan alam semesta yang di dalamnya juga terdapat manusia. 

Dalam sejarah penciptaan makhluk hidup, manusia adalah jenis makhluk hidup yang diciptakan paling akhir. Hal ini tergambar dari ungkapan Allah dalam QS. Al-Hijr [15]: 27 yang menyatakan bahwa, “Aku menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas”. 

Pernyataan ini menegaskan bahwa manusia tercipta setelah makhluk lain diciptakan. Dari perspektif biologi, manusia merupakan jenis baru dari spesies primata yang disebut homo. 

Genus homo merupakan genus terakhir dari spesies primata yang pertautan antara satu genus dengan genus lainnya. Setelah itu, manusia ditunjuk oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi, memimpin makhluk lainnya untuk menempatkan rahmat bagi alam semesta sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah [2]: 30.

Lalu, bagaimana proses penciptaan alam semesta itu dilakukan oleh Allah sampai munculnya manusia? Alam semesta diciptakan dalam suatu ruang yang sangat luas. Carl Sagan menyebut ruang tersebut dengan istilah cosmic ocean. Ruang tersebut diciptakan oleh Allah dari sesuatu yang sebelumnya tidak ada.


Ilustrasi (Ist)

Allah menjelaskan dalam QS. Al-Nuh [71]: 15-16, “Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat dan Allah menciptakan di langit tersebut bulan sebagai cahaya dan matahari sebagai pelita?” Apa yang dimaksud dengan langit? Apakah galaksi atau lapisan atmosfer ada 7 jagat raya dan lain sebagainya? 

Untuk itulah, makna kata 7 bisa diartikan sebagai langit yang sangat luas sekali yang lazim kita sebut dengan cosmic atau jagat raya (sebuah ruang) yang di dalamnya Allah menciptakan berbagai benda langit seperti bintang, planet, meteor asteroid dan benda-benda lainnya.

Setelah Allah menyediakan ruang bagi terbentuknya benda-benda langit, Allah kemudian memulai menciptakan benda-benda langit melalui gumpalan gas yang berupa kabut (QS. Fushilat [41]: 11) yang pekat dan menyatu (QS. Al Anbiya' [21]: 30). 

Berita Terkait :
1 2
3
4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
15:34
06:55
12:57
01:51
06:48
09:30
Viral