LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Kolonel Abdul Latief saat menjalani sidang di pengadilan militer.
Sumber :
  • Dok. Perpustakaan Nasional

Mengungkap Kesaksian Kolonel Latief yang Diutus Letkol Untung Cs Menemui Soeharto Jelang G30S PKI

Hal terpenting lainnya yang belum dapat dibaca oleh para konspirator G30S PKI adalah sikap Mayjen Soeharto, Panglima Kostrad yang punya banyak kekuatan pasukan

Rabu, 20 September 2023 - 05:10 WIB

tvOnenews.com - Kolonel Abdul Latief, Komandan Brigade Infanteri Kodam V Jakarta Raya, dalam rapat persiapan G30S PKI pada September 1965 di rumah Kepala Biro Khusus PKI, Sjam Kamaruzaman, terlihat gelisah.

Latief merisaukan sejumlah hal, terutama mengenai kalkulasi kekuatan militer dari pasukan pendukung G30S PKI jelang pelaksanaan operasi.

Naluri militer Latif mengatakan, ada sedikitnya 60.000 tentara di Ibu Kota Jakarta yang saat itu tidak mengetahui tentang G30S PKI. Sikap ribuan tentara itu akan sangat menentukan keberhasil operasi yang mereka susun.

Victor M. Fic dalam bukunya "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi", diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia 2007 dan diterjemahkan oleh Rahman Zainuddin, Bernard Hidayat dan Masri Maris, menulis

Baca Juga :

Cuplikan Film Pengkhianatan G30S PKI

" Latief melihat kemungkinan reaksi mereka yang spontan karena kurang mendapat cukup informasi, atau muncul karena kekacauan yang melanda mereka pada siang harinya, merupakan faktor yang tak dapat diprediksi, yang bisa jadi memberi dampak sebaliknya bagi operasi penculikan pucuk pimpinan AD yang direncanakan." tulis Victor.

Selain perkara itu, hal terpenting lainnya yang belum dapat dibaca oleh para konspirator G30S PKI adalah sikap dari Mayjen Soeharto, Panglima Kostrad yang punya banyak kekuatan pasukan di ibu kota Jakarta.

"Baik Latif, Suparjo, Untung maupun Syam, dalam rapat jelang G30S PKI sama-sama galau membaca kemungkinan pasti sikap Pangkostrad Mayjen Soeharto. Memastikan sikap Soeharto merupakan pekerjaan yang sangat sulit," ungkap Victor. 


Menebak Sikap Soeharto Jelang G30S PKI

Para konspirator G30S PKI, seperti Letkol Untung, Brigjen Suparjo, dan juga Sjam Kamaruzaman, akhirnya memutuskan untuk mengutus Kolonel Latief mengunjungi Soeharto di rumahnya, untuk memastikan "keikutsertaannya". 

Mayjen Soeharto saat pemakanan pahlawan revolusi, 5 Oktober 1965 (Dok.Film Pengkhianatan G30S PKI)

Berdasar pengakuan Latief, dia dan keluarganya mengunjungi Pangkostrad Mayjen Soeharto di rumahnya, di Jalan Agus Salim dua hari sebelum kejadian tanggal 1 Oktober 1965, mungkin 29 September 1965. 

Di sana, menurut kesaksian Latief sebagaimana yang ditulis Victor, selain berbincang-bincang mengenai masalah keluarga, Latief juga bermaksud menanyai Soeharto beberapa hal menyangkut informasi yang telah Ia terima tentang Dewan Jenderal, dan sekaligus melapor padanya segala yang telah Ia ketahui. 

"Dia (Soeharto) sendiri memberitahu saya demikian, sehari sebelumnya dia telah tahu dari bawahannya dari Jogja, namanya Subagyo, bahwa ada informasi tentang Dewan Jenderal dalam AD, yang telah berencana melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno dan pemerintahannya." ungkap Latief 

"Soeharto berpendapat bahwa informasi itu harus diselidiki dulu. Namun karena begitu banyak tamu di ruangan itu maka kami pun beralih ke topik lain yang berkaitan dengan masalah rumah.” lanjutnya.

Latief tidak berhasil mengorek informasi apapun, terutama mengenai kepastian sikap Suharto menyangkut penculikan para koleganya di pucuk pimpinan Angkatan Darat.

"Latief merasa sangat terganggu oleh kegagalannya ini terutama ketika melaporkan hasilnya kepada Untung cs pada rapat berikutnya yang akan diselenggarakan di rumahnya sendiri pada tanggal 30 September 1965, pukul 6 sore," tulis Victor. 

Rapat yang dihadiri Syam, Supardjo, Untung, Pono dan Latief itu menengarai bahwa mereka tidak boleh mengambil resiko apapun, bahwa ada bahaya besar Soeharto akan bertindak karena ketidaktahuannya yang justru bisa mengacaukan semua pekerjaan.

Mayjen Soeharto saat pemakanan pahlawan revolusi, 5 Oktober 1965 (Dok.Film Pengkhianatan G30S PKI)

Latief mengusulkan Supardjo, Untung, dan Latief harus mengunjungi lagi Soeharto bersama-sama untuk memastikan partisipasinya, Namun Supardjo menampik usulan itu dengan dalih dia tidak begitu mengenal Suharto sehingga hanya Untung dan Latief lah yang harus menemui Soeharto karena relasi kekeluargaan mereka sangat erat dengan Suharto. 

Tapi Untung juga menolak, dia tidak berani menghadapi Soeharto, begitu tulis Latief dalam bukunya, sehingga pada saat yang sama Latief mengatakan bahwa dirinya sendiri tidak gentar dan siap secara sukarela melakukan misi itu sendirian. 


Latief Bertemu Soeharto pada 30 September 1965

Seperti yang telah diungkapkan dalam banyak kesaksian, Latief akhirnya menemui Soeharto di rumah sakit tentara di Jalan Gatot Subroto. Suharto dan isteri sedang menunggui putra bungsu mereka, Tommy yang dirawat akibat ketumpahan sup panas. Latif muncul di ruang perawatan Tommy pada pukul 22.00, 30 September 1965, beberapa jam jelang operasi G30S PKI.

Dalam catatan Victor, kedua orang itu berbicara selama sekitar satu jam, membuat Latief datang terlambat dalam rapat bersama para kolega di Pondok Gede untuk melaporkan hasilnya. 

Suharto sendiri tetap berada di rumah sakit hingga tengah malam, sampai Ibu Tien menyuruh suaminya pulang karena putri mereka yang baru berusia satu tahun ditinggal sendirian hanya dengan seorang pembantu. 

Tidak ada catatan mengenai pertemuan Latief-Suharto itu, apa yang terjadi di antara dua kawan lama itu, dan hanya secuil informasi saja yang dapat diperoleh mengenai topik itu, yang datang dari tiga wawancara, dua dengan Suharto dan satu dengan Latief. 

Dalam wawancara yang pertama dengan Arnold Brackman beberapa saat setelah gagalnya kudeta tahun 1965, Suharto mengatakan bahwa Latief datang menemuinya di rumah sakit bukan karena ikut prihatinan akan sakitnya Tommy melainkan untuk mencari tahu tentang dia.

Latief merasa perlu mengamati apakah Suharto menunjukkan tanda-tanda yang bisa menjadi indikasi kesiapannya untuk mengambil suatu tindakan guna menggagalkan kudeta G30S PKI itu, atau apakah perhatiannya yang tercurah habis pada anak bungsunya membuat Suharto tidak punya waktu untuk melakukan hal tersebut. 

Dalam wawancara kedua dengan Der Spigel pada bulan Juni 1970, ketika ditanya mengapa namanya tidak tercantum dalam daftar nama jenderal yang akan diculik, Suharto mengatakan bahwa Latief datang menemuinya di rumah sakit di malam penentuan itu untuk membunuhnya, namun urung melakukannya karena melihat banyak orang yang hadir di situ.

Brigjen Suparjo (kiri) dan Letkol Untung (kanan) - (Dok.Wikipedia)

Dan dari Latief hanya terdapat referensi yang tidak jelas mengenai pertemuan itu dalam wawancara pertama pada tanggal 24 Mei 1998, dimana dia mengatakan bahwa dia telah mengunjungi Suharto tiga kali untuk membicarakan masalah itu pada bulan September 1965.

Dan bahwa hanya pada pertemuan terakhir pada 30 September itulah keadaan memungkinkanya mengatakan pada Soeharto apa yang akan terjadi keesokan paginya, 1 Oktober 1965. 

Seperti yang telah diketahui, naluri militer Kolonel Latief itu dikemudian hari terbukti kebenaranannya. Mereka tak dapat membaca sikap Mayjen Soeharto.

Hanya dalam hitungan jam, Kudeta tersebut gagal akibat pukulan keras dari duet NATO atau Nasution-Harto, seperti yang disebut Suparjo dalam suratnya kepada Omar Dhani. 

Hari-hari berikutnya adalah masa yang kelam, tidak hanya bagi para pimpinan operasi militer G30S PKI dan pasukan yang terlibat di dalamnya, tapi juga bagi jutaan orang yang secara sadar ataupun tidak telah bersinggungan langsung dengan ideologi Partai Komunis Indonesia atau PKI. (buz)

Ikuti terus perkembangan berita terbaru lainnya melalui kanal YouTube tvOneNews:

 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Iduladha 2024, Partai Gerindra dan Prabowo Subianto Salurkan Ratusan Ekor Sapi untuk Kurban

Iduladha 2024, Partai Gerindra dan Prabowo Subianto Salurkan Ratusan Ekor Sapi untuk Kurban

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan pihaknya membagikan 145 ekor sapi kurban pada Iduladha 1445 Hijiriah.
Sadis Oknum TNI yang Berdinas di Yonif 111/KB Aceh Aniaya Warga hingga Tewas, Begini Reaksi Kodam IM

Sadis Oknum TNI yang Berdinas di Yonif 111/KB Aceh Aniaya Warga hingga Tewas, Begini Reaksi Kodam IM

Seorang oknum TNI menganiaya warga bernama Sulaimansyah (36) hingga tewas di Serba Jadi, Aceh. Oknum anggota TNI tersebut diketahui berdinas di Yonif 111/KB.
Bacaan Niat Shalat Idul Adha untuk Imam, Tulisan Arab, Latin dan Artinya, Lengkap dengan Tata Cara Shalat Idul Adha

Bacaan Niat Shalat Idul Adha untuk Imam, Tulisan Arab, Latin dan Artinya, Lengkap dengan Tata Cara Shalat Idul Adha

Bacaan niat shalat Idul Adha untuk imam, tulisan Arab, latin hingga terjemahan, lengkap dengan tata cara shalat Idul Adha.
250 Personel Satpol PP Jakarta Pusat Berjaga saat Takbiran Iduladha 2024

250 Personel Satpol PP Jakarta Pusat Berjaga saat Takbiran Iduladha 2024

Pemerintah Kota Jakarta Pusat mendukung Kepolisian dengan menerjunkan 250 personel Satpol PP yang berjaga di sepanjang kawasan Jakarta Pusat pada malam takbiran Iduladha 1445 Hijriah.
Setelah Menyindir, Justin Hubner Beri Reaksi Terbaru soal Potensi Kedatangan Pemain Naturalisasi Tambahan di Timnas Indonesia

Setelah Menyindir, Justin Hubner Beri Reaksi Terbaru soal Potensi Kedatangan Pemain Naturalisasi Tambahan di Timnas Indonesia

Justin Hubner kembali memberi reaksi di media sosial Instagram setelah menyindir seputar potensi tambahan pemain naturalisasi di skuad Timnas Indonesia.
Polisi Jaga Ketat Kawasan Sudirman-Thamrin Malam Ini, Simak Informasinya

Polisi Jaga Ketat Kawasan Sudirman-Thamrin Malam Ini, Simak Informasinya

Polisi memperketat penjagaan di sepanjang kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat pada malam takbiran Idul Adha 1445 Hijriah.
Trending
Pemain Keturunan Belanda Ini Malu Lihat Kondisi Timnas Indonesia saat Baru Dinaturalisasi, Justin Hubner Ungkap Beda Shin Tae-yong dengan Pelatih Lain

Pemain Keturunan Belanda Ini Malu Lihat Kondisi Timnas Indonesia saat Baru Dinaturalisasi, Justin Hubner Ungkap Beda Shin Tae-yong dengan Pelatih Lain

Pemain keturunan Belanda ini malu lihat kondisi Timnas Indonesia saat baru dinaturalisasi, Justin Hubner ungkap bedanya Shin Tae-yong dengan pelatih lain.
Iri Hati, Fans Thailand Memberi Komentar Menohok soal Lolosnya Timnas Indonesia Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Iri Hati, Fans Thailand Memberi Komentar Menohok soal Lolosnya Timnas Indonesia Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Berbagai komentar fans Thailand atas kabar lolosnya timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong melaju ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Jadi Orang Pertama yang Setubuhi Vina hingga Disebut Dalang Utama, Peran Ayah Eky Iptu Rudiana Terungkap, 7 Jam Jalani Pemeriksaan

Jadi Orang Pertama yang Setubuhi Vina hingga Disebut Dalang Utama, Peran Ayah Eky Iptu Rudiana Terungkap, 7 Jam Jalani Pemeriksaan

Jadi orang pertama yang setubuhi Vina hingga disebut dalang utama, keluarga murka statusnya dari DPO dicabut dan peran Ayah Eky Iptu Rudiana terungkap, kasus vina cirebon mulai menemukan titik terang ialah berita paling banyak dibaca pembaca tvOnenews.com dalam sepekan terakhir.
Debut Manis Calvin Verdonk Bersama Timnas Indonesia Bikin Rekan Setimnya yang Berdarah Gombong Ini Tertarik Gabung ke Skuad STY

Debut Manis Calvin Verdonk Bersama Timnas Indonesia Bikin Rekan Setimnya yang Berdarah Gombong Ini Tertarik Gabung ke Skuad STY

Rekan setim Calvin Verdonk di Liga Belanda yang punya garis keturunan Gombong, Jawa Tengah ini ingin ikuti langkah kompatriotnya itu bela Timnas Indonesia.
Raih Popularitas Semenjak Bela Timnas Indonesia, Media Eropa Ini Malah Kasih Sindiran Menohok kepada Nathan Tjoe-A-On, Kenapa?

Raih Popularitas Semenjak Bela Timnas Indonesia, Media Eropa Ini Malah Kasih Sindiran Menohok kepada Nathan Tjoe-A-On, Kenapa?

Media Eropa ini malah memberikan sindiran pedas kepada Nathan Tjoe-A-On meskipun sang pemain tampil memukau bersama Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong.
Thom Haye Buka-bukaan ke Media Belanda, Singgung Soal Kegilaan Suporter Timnas Indonesia Bilang Kalau Mereka...

Thom Haye Buka-bukaan ke Media Belanda, Singgung Soal Kegilaan Suporter Timnas Indonesia Bilang Kalau Mereka...

Gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye blak-blakan mengungkap kegilaan suporter Timnas Indonesia kepada media Belanda. Seperti apa? Simak artikelnya berikut
Dipinggirkan dari Skuad Belanda di Euro 2024, Shin Tae-yong Bisa Kembali Rayu 3 Bintang Eropa Ini untuk Bela Timnas Indonesia

Dipinggirkan dari Skuad Belanda di Euro 2024, Shin Tae-yong Bisa Kembali Rayu 3 Bintang Eropa Ini untuk Bela Timnas Indonesia

Tak dipilih oleh pelatih Ronald Koeman ke skuad Belanda untuk Euro 2024, Shin Tae-yong bisa kembali bujuk pemain ini untuk menerima tawaran Timnas Indonesia.
Selengkapnya
Viral
Jadwal Hari Ini
Jam
Jadwal Acara
E-Talkshow
22:00 - 23:00
Kabar Hari Ini
23:00 - 01:30
Bundesliga Seru
Selengkapnya