Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Ketua Komisi II DPR Syamsurizal mewanti-wanti pemerintah melalui Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono terkait pembangunan IKN.
Dia berharap agar pembangunan IKN itu tidak gagal seperti Kota Batam yang gagal berkembang karena kurang mendapat dukungan pemerintah dan para pebisnis.
Awalnya, Syamsurizal menyinggung soal pembangunan Batam yang berbarengan dengan Kota Shenzhen di China. Namun, hasilnya Batam tertinggal jauh dengan Shenzhen.
“Shenzhen itu dibangun serentak dengan Batam, sama-sama waktu itu, tapi hasilnya Shenzhen maju pesat luar biasa sampai penduduknya mencapai 17 juta,” jelas Syamsurizal saat rapat Komisi II DPR dengan Kepal Otorita IKN di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2024).
“Kalau Shenzhen melesat, Batamnya meleset. Apa yang diinginkan Batam waktu itu sama sekali tidak terwujudkan. Walaupun Batam ini ada semacam konsep yang berubah kemajuan jadi Batam biasa. Kemudian kita harapkan seperti Shenzhen itu tidak terjadi,” tambah dia.
Syamsurizal juga menjelaskan kegagalan Batam ini salah satunya disebabkan oleh Singapura yang menganggap Batam sebagai saingannya. Selain itu, Batam juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan pebisnis.
“Makanya Singapura tidak lepaskan itu secara ikhlas untuk Batam maju ketika itu, tapi Shenzhen didukung sepenuhnya oleh pemerintahnya kala itu. Yang paling mendukungnya itu adalah masyarakat pebisnis yang jumlahnya nomor satu di dunia,” ungkap dia.
Untuk itu, Politikus PPP ini meminta pemerintah belajar dari kegagalan pembangunan di Batam ketika membangun IKN, sehingga kegagalan itu tidak terjadi di IKN.
Sebelumnya, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) libatkan United States Trade and Development Agency (USTDA) dalam upaya memperkuat infrastruktur dan layanan kota pintar Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sedangkan utusan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden datang ke Indonesia untuk berkunjung ke Ibu Kota Nusantara (IKN) mulai dari tanggal 6-8 Maret 2024.
Direktur Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA), Enoh T. Ebong mengungkapkan setidaknya ada empat program IKN yang didanai langsung oleh Amerika Serikat.
Pertama, Nusantara Business Forum; pada program ini Ebong akan membuka Forum Bisnis Nusantara USTDA, yang akan membahas solusi kota pintar dan peluang komersial yang terkait guna meningkatkan kelayakan huni dan keberlanjutan ibu kota baru.
Kedua, Nusantara Procurement and Project Management Workshop; Di bawah Inisiatif Pengadaan Global USTDA, Ebong akan menutup lokakarya pelatihan bagi 60 pejabat Indonesia dari 12 lembaga pemerintah untuk membantu mengoptimalkan pengadaan infrastruktur berkualitas tinggi untuk Nusantara.
Ketiga, New Capital Reverse Trade Mission; Ebong akan mengumumkan dukungan USTDA untuk misi reverse trade ke Amerika Serikat guna memperkenalkan pejabat Indonesia pada solusi kota AS.
Keempat, Nusantara Smart City Technical Assistance; Ebong akan mengumumkan dukungan persiapan proyek baru untuk infrastruktur kota pintar Nusantara.
"Sejak tahun 1992, USTDA telah mendukung lebih dari 100 kegiatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, yang merupakan portofolio negara terbesar USTDA di kawasan Indo-Pasifik pada tahun 2023," ujar Ebong, dalam keterangan resmi, Kamis (7/3/2024).
"Pada tahun 2021, Badan ini membuka kantor di Kedutaan Besar AS di Jakarta, yang telah meningkatkan kapasitas badan ini secara signifikan dalam mengembangkan jangkauan lokalnya di negara tersebut. Indonesia telah menjadi negara mitra GPI sejak tahun 2021," sambung dia.
Ebong juga akan mengumumkan pendanaan USTDA untuk mendukung proyek interkoneksi transmisi listrik antara Indonesia dan Malaysia.
"Kami akan memajukan prioritas infrastruktur lokal lainnya melalui pertemuan dengan para penerima hibah USTDA, pejabat pemerintah Indonesia, dan perwakilan sektor swasta AS dan Indonesia," tandas dia.
Sebagai informasi, Badan Perdagangan dan Pembangunan AS membantu perusahaan-perusahaan menciptakan lapangan kerja di AS melalui ekspor barang dan jasa AS untuk proyek-proyek infrastruktur prioritas di negara-negara berkembang.
USTDA menghubungkan dunia usaha AS dengan peluang ekspor dengan mendanai persiapan proyek dan kegiatan pembangunan kemitraan yang mengembangkan infrastruktur berkelanjutan serta mendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara mitra.(saa/lkf)
Load more