Jakarta, tvOnenews.com - Sejumlah bakal calon presiden semakin gencar bersafari politik. Anies baswedan menghadiri Puncak Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera ( Pks) di Senayan.
Bakal calon presiden Anies Baswedan menghadiri Puncak Milad ke-21 PKS di Senayan dan bertemu dengan para petinggi partai dari Koalisi Perubahan.
PKS memberikan kesempatan kepada petinggi partai Koalisi Perubahan untuk berpidato.
Ada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad M Ali.
Selain itu ada juga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang turut memberikan pidato kebangsaan di depan kader PKS.
Dalam kesempatan ini, Anies menyampaikan orasi politiknya mengenai institusi politik di dalam negara.
Dalam pidato kebangsaannya itu, Anies menyinggung perihal dua tipe pemerintahan.
Pertama pemerintah dengan institusi politik dan ekonomi ekstraktif. Kedua, pemerintahan institusi politik dan ekonomi inklusif.
"Institusi politik ekstraktif itu bersifat memeras, menyingkirkan dan bersifat inklusif atau melayani negara," tuturnya.
Anies menyinggung bahwa institusi politik dan ekonomi ekstraktif biasanya untuk kepentingan kelompok. Dimana pemerintahan tersebut mengkonsolidasikan kekuatan kewenangan pada suatu pemimpin, pada satu grup pada satu kelompok kekuasaan yang tidak disebar dan tidak dibagikan semua negara.
Tak hanya itu institusi politik ekstraktif, kata Anies, memberikan batasan dalam partisipatif publik, mengendali dengan manfaat kekuatan politik yang dimiliki (abuse of power).
"Bahkan mereka yang berbeda pikiran politiknya sering dipinggirkan dari arena negara dengan institusi politik yang memeras dan meningkatkan ini sering tidak mengindahkan etika, sering tidak mengindahkan aturan hukum," ucapnya di hadapan massa PKS.
Anies meyakini pemerintahan dengan institusi politik dan ekonomi ekstraktif bahkan membuat peraturan ditekuk sesuai kepentingan tertentu ketika diterapkan.
"Setelah tebang pilih seringkali dibuat hanya untuk menguntungkan mereka yang sedang berada di dalam lingkar kekuasaan," ujarnya.
Anies bahkan berharap agar kondisi institusi politik dan ekonomi ekstraktif tersebut tidak terjadi di Indonesia. "Mudah-mudahan tanda-tanda seperti ini tidak ada di negeri kita," katanya (awy)