Rusia - Usai mengakui kemerdekaan 2 wilayah di Ukraina Timur yang memisahkan diri secara sepihak, Presiden Putin memerintahkan pengerahan pasukan kedua wilayah tersebut dengan dalih untuk menjaga perdamaian.
Perintah pengerahan pasukan itu disampaikan oleh Presiden Putin. Namun demikian tidak diketahui secara pasti kapan dan berapa jumlah pasukan yang akan masuk ke Ukraina. Langkah tentunya akan semakin memanaskan ketegangan antara Rusia dengan negara-negara barat.
Menurut seorang reporter Gedung Putih, langkah Rusia ini memang telah diprediksi oleh Amerika Serikat dan sekutu. Pengumuman pengerahan pasukan dilakukan beberapa jam usai Putin mengakui kemerdekaan 2 wilayah di Ukraina yang memisahkan diri secara sepihak dan kini dikuasai oleh separatis.
Gedung Putih segera bereaksi dengan Presiden Joe Biden yang akan mengeluarkan perintah eksekutif yang larang investasi perdagangan dan bantuan keuangan di wilayah Rusia.
Kendati demikian, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov diperkirakan masih akan tetap bertemu pada hari Kamis, yang akan membuka jalan pertemuan Joe Biden dan Putin.
Sementara itu, Amerika Serikat mengecam pengerahan pasukan militer Rusia sebagai penjaga perdamaian ke Ukraina Timur. Duta besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas Greenville menyatakan pengerahan pasukan penjaga perdamaian Rusia di Ukraina Timur adalah bagian dari dalih Rusia untuk perang.
Hal tersebut disampaikan Greenville di Tegar rapat darurat Dewan Keamanan PB. Greenfield menambahkan konsekuensi dari tindakan Rusia akan membawa dampak mengerikan di seluruh Ukraina, di seluruh Eropa, dan di seluruh dunia.(awy)