tvOnenews.com - Semasa hidupnya, Pendakwah Syekh Ali Jaber dalam ceramahnya pernah mengungkapkan alasan mengapa orang-orang di Negara Arab tidak bantu Palestina, yang berkonflik dengan Israel dan selalu mendapat serangan militer.
Sebagaimana diketahui Konflik Israel dan Palestina yang memanas sejak tanggal 7 Oktober 2023 telah menelan ribuan korban jiwa.
Tercatat hingga pekan kedua November 2023, agresi militer Israel ke Gaza Palestina sudah menelan ribuan korban jiwa.
Militer Israel terlihat di antara reruntuhan bangunan di Gaza, 8 November 2023. (source: AP Photo)
Bahkan tercatat lebih dari 10 ribu warga yang menjadi korban dari keganasan perang.
Israel terus melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza termasuk rumah sakit, tempat tinggal dan tempat ibadah sejak Hamas meluncurkan serangan lintar batas pada 7 Oktober.
Sedikitnya 11.078 warga Palestina, termasuk 4.506 anak dan 3.027 perempuan, tewas akibat agresi Israel.
Sementara itu, jumlah korban tewas dari pihak Israel hampir mencapai 1.200 orang menurut angka resminya.
Pendakwah Syekh Ali Jaber pernah mengungkapkan alasan mengapa orang di negara-negara Arab yang cukup kaya tidak membantu Palestina.
"Negara Arab cukup kaya, negara Arab punya kuasa, negara Arab cukup ramai dan dekat dengan saudara kita di Palestina, kan batasan negara Palestina kan semua Arab, bukan Malaysia," ujarnya dilansir Youtube Sisi Bening.
"Tapi mengapa negeri Arab tidak bersatu untuk bagi tolong saudara kita di Palestina, kalau bagi rakyat alhamdulillah mereka bersatu, tapi apa boleh rakyat kalau pemerintah tidak bersatu," ungkapnya.
Ulama asal Madinah ini mengatakan bahwa pemerintah di arab rata-rata berkhianat.
"Sebab, pemerintah di sana rata-rata semua berkhianat, Islam tapi berkhianat, takut sama Yahudi, takut sama Amerika, itu sebab hancur," jelasnya.
Tapi beda halnya dengan rakyat sendiri, tidak ada setuju karena semuanya mau dan mendukung Palestina.
"Semua mereka mau, tapi mana boleh keluar, mana boleh tembus atau jalan padahal ada orang berupaya, boleh dia jalan sembunyi-sembunyi, boleh dia berupaya sampai datang masuk Palestina," ungkapnya.
"Saya kenal banyak keluarga, sahabat-sahabat yang punya kemampuan dia terus, padahal dia masih usia muda, masih sekolah masih kuliah, dia nampak saudara kita di Palestina macam ini, dia tinggalkan kuliah, tinggalkan keluarga dia terus di sana," terangnya.
Pendakwah, Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber pun meyakini kalau pemerintah di sana semua boleh buka jalan, untuk tidak perlu pakai senjata, tidak perlu perang.
"Lepaskan saja biarkan rakyat saja masuk, umat Islam saya yakin akan satu, apalagi Mesir jumlah di sana cukup besar 90 juta, kalau dibuka pintu Rafah," ujarnya.
Kemudian Syekh bertanya siapa yang menutup pintu Rafah, yang merupakan pintu perbatasan yang membatasi Mesir dan Gaza selatan.
"Bukan Israel yang menutup tapi mesir, saya kemarin berupaya sama Sabit Merah ya dari Indonesia, saya mau ikut untuk bagi tolong di Palestina, tapi nggak dapat Visa, minta izin dari mesir dan mesir tidak bagi visa," ujarnya.
"Padahal kita bukan mau perang, kita mau bawa obat, mau bawa selimut, mau bawa makanan yang diperlukan oleh masjid, inilah keadaan kita," jelas Syekh Ali Jaber.
Meski begitu, dari semua yang terjadi Pendakwah yang sejak usia 13 tahun sudah jadi Imam Masjid Madinah mengatakan bahwa kita tidak boleh menyalahkan kerajaan atau salahkan pemerintah, atau salahkan siapapun.
"Tapi memang kita semua masing-masing punya salah, sebab banyak dosa kita, sebab banyak kita, walaupun kita tidak berdosa tapi kita diam saja terhadap dosa, ada orang yang tidak berdosa, tapi dia diam tidak mengingkari, diam dan biarkan itulah akibatnya," ucap Syekh Ali Jaber. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more