“Bisa jadi ketika bintang jatuh, bisa jadi itu sedang melempar jin-jin yang mencuri berita. Darimana kita tahu? Allah yang kasih tahu,” sambungnya.
Hal ini sebagaimana tercantum dalam surat Al-Jinn ayat 9.
وَّاَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِۗ فَمَنْ يَّسْتَمِعِ الْاٰنَ يَجِدْ لَهٗ شِهَابًا رَّصَدًاۖ
Artinya: Sesungguhnya kami (jin) dahulu selalu menduduki beberapa tempat (di langit) untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Akan tetapi, sekarang) siapa yang (mencoba) mencuri dengar pasti akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).
Ketiga, bintang diciptakan sebagai tanda-tanda.
“Untuk petunjuk,” jelas Ustaz Syafiq Riz Basalamah.
Hal ini tercantum dalam surat An Nahl ayat 16.
وَعَلٰمٰتٍۗ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُوْنَ
Artinya: (Dia juga menciptakan) tanda-tanda. Dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan jadi bintang sebagai alat petunjuk saat malam.
Sementara saat siang, petunjuk yang di bumi tercantum dalam surat An Nahl ayat 15.
Surat An Nahl ayat 15
وَاَلْقٰى فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَاَنْهٰرًا وَّسُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَۙ
Artinya:
Dia memancangkan gunung-gunung di bumi agar bumi tidak berguncang bersamamu serta (menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.
Load more