Paris, Perancis - Masjid Raya Paris, atau Grande Mosquee de Paris, merupakan masjid tertua dan terbesar di Paris, Perancis. Masjid tersebut sudah ada sejak 19 Oktober 1922 dan pembangunannya baru selesai 4 tahun kemudian.
Masjid dibangun sebagai penghormatan kepada seribu pejuang muslim yang gugur membela negara Perancis dalam pertempuran Verdun. Arsitektur Masjid Raya Paris mengadopsi gaya arsitektur bangsa Spanyol sehingga ada kemiripan ornamen di Masjid ini dengan Istana Alhambra di Granada, Spanyol.
Tak hanya menyediakan ruangan sholat, Masjid Raya Paris juga memiliki taman di dalam bangunan yang indah. Oleh karena itu, masjid ini bukan hanya dikunjungi umat muslim untuk berubah tetapi juga sering digunakan untuk bersantai melepas penat.
Menurut keterangan Wisnu Uriawan selaku Mahasiswa S3 Indonesia yang berada di Perancis mengatakan jika di bulan Ramadhan ini Masjid Raya Paris melakukan ibadah tarawihnya secara online.
“Grande Mosquee de Paris atau Masjid Raya Paris melaksanakan ibadah tarawihnya secara online karena memang masih diberlakukan jam malam di Perancis,” ucapnya.
Karena hal itulah, masyarakat tidak dapat berkunjung ke Perancis. “Untuk ibadah sholat isya’ dan tarawih ada siaran secara live di Grande Mosquee de Paris,” sambung Wisnu.
Sementara itu, untuk ibadah lima waktu lainnya masih bisa dilaksanakan di Masjid Raya Paris. “Terutama untuk sholat dzuhur, sholat ashar, dan sholat Jumat masih bisa diselenggarakan di masjid-masih terdekat,” katanya kepada pemirsa tvOne dalam program Kabar Siang.
Hal itu tidak dapat dilakukan karena protokol kesehatan yang ketat masih diterapkan disana, termasuk pemberlakuan jam malam mulai pukul 19.00 sampai 05.00 pagi waktu setempat. Meski begitu, pergerakan aktivitas di Perancis telah cukup longgar yang awalnya beradius 1 kilometer tetapi sekarang radiusnya meluas menjadi 10 kilometer. “Itu dapat dilakukan tanpa surat keterangan,” terangnya.
Sedangkan apabila ada masyarakat yang bekerja di malam hari wajib menggunakan surat keterangan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau tempat orang tersebut bekerja. Lebih lanjut, Wisnu menjelaskan terkait kebiasaan protokol kesehatan yang dilakukan di masjid.
“Membawa sajadah sendiri, membawa plastik untuk tempat sepatu, di dalam masjid pun harus berjarak selang satu sajadah,” tutur Wisnu. (adh)
Lihat juga: Menengok Masji Jami'e Darussalam, Masjid Unik Berbentuk Segitiga